Senin, 26 September 2011

TENTANG MALAM


malam itu hidup
hidup untuk menjaga bulan dan bintang
hidup untuk terus melihat sinar dalam gelap

malam itu kamu
yang terbiasa bicara lewat sinar
indah.. menyilaukan

malam itu juga aku
yang menggenggam segala ketakutan dalam sebuah kenangan
serta kekalutan dalam ketidakpastian

malam itu cerminan kita
berbisik lirih dalam rintih yang menyayat hati
memanggill luka saat semua tertawa
membawa duka saat semua terpendam

sesekali ingin kutinggalkan malam
menjemput pagi bertemu mentari
karena kutahu,
akan selalu ada senyummu menyapaku bersama pagi

mengecup mesra dahiku
memeluk dingin tubuhku
saat embun berlomba turun bersama bunga yang bermekaran

kenangan yang melukaiku !!

aku ingin pergi dan berlari
lalu akan kutemui siang
untuk membakar habis perasaanku lewat teriknya
melelehkan segala hasrat untuk bersamanya

aku bosan menyimpan rasa
dan aku lelah mengharap cinta

tapi hujan menahanku
membiarkan rasaku tumbuh dan tumbuh sampai ku mau
tak peduli sekuat petir memaksaku jatuh dan tak bangun lagi

tak mungkin
tak mungkin petir ini mengalahkanku
aku masih berharap selalu ada pelangi setelah hujan berlalu.....






(puisi ini bukan karyaku, ini saya ambil dari sepasang muda-mudi yg belajar menyatukan HATIi lewat puisi, setiap bait menandakan sahutan dr mereka berdua. puisi ini juga belum selesai, tolong kasih pendapat untuk "ending" dari puisi bagus ini)

Kamis, 22 September 2011

DESEMBER


Desember adalah kancing bajumu yang lepas
Atau tarian murung murung sepasang laba-laba
yang berayun siang malam
meraba dinding hari yang bukan lagi milikku

Setiap detik lewat seperti pesan pesan
yang tercatat tak terbalas
dihari sabtu mungkin juga minggu

Setiap detik orang mengenalku
atau tak mengenalkiku
menyapamu dari seberang jalan
melupakanmu di sembarabg tikungan

Maka aku patung kayu
yang lapuk karena menunggu
Maka seluruh dinding putih
seluruh kota hanyut jadi putih
oleh gaun malammu yang sedih

Lalu tidur dengan apel dalam diriku
aku temukan bagian dirimu yang lain
aku temukan akar menjalar dalam diriku

Kini sebatang pohonkah aku??
atau laba-laba di dinding hari
yang bukan lagi milikku

Ya,,Desember adalah kancing bajumu yang lepas

Atau dua orang asing bersimpang jalan
yang satu memberi nama bunga
yang lain kehilangan makna


-diario-


Jumat, 09 September 2011

MEMORABILIA



.Ingatanku,wahai diriku yang lain
.aku adalah sepatu mungil yg terlupakan di rumputan
.Bertahun.tahun bersamamu,tak pernah sekalipun kuingat
.dirimulah si kecil yg bersembunyi di dalam cermin
.datang padaku dengan senyum.y yg murung
.atau sendirian membyangkan jadi seekor ikan
.berenang sendirian d lautan tanpa tujuan

.Di dalam dirimu sekali waktu tak kutemukan siapapun
.kecuali aku yg pergi setiap petang mengunjungi taman
.bermain perkusi dijalanan dan bertanya pada semua orang
.lagu terakhir apakah untuk merayakan hidup yang seaat ini?

.Setiap malam kukenali bagian diriku yang penyendiri
.berjalan ke stasiun dan selalu duduk menunggu kereta
.melambaikan tangan pada para penumpang d jendela
.lalu pergi setelah lonceng berdentang tiga kali

.Siapakah yang akan mengenang lelaki ini??
.dan mengingatkan pada.y bahwa seusai pertunjukan
.ia masih saja mengenakan topeng kekasih.y di luar panggung

.Ingatanku,wahai cermin yg abai padamu
.bertahun-tahun bersamamu, tak pernah sekalipun kuingat
.bahwa akulah siperagu yg dulu mengelabui dinding
.tanpa kawan bermain bayang, mencintai bagian kelam diri.y
.dimana ai mengenaliku tersedu semalaman menunggu ibu

.Berilah aku malam yg membuatku nyenyak sejenak
.lalu terbangun pagi hari tanpa pil penenang
.tak perlu nmencuci tangan atau kening berulang

.Tak perlu berlari mengitari halaman
.sambil membayangkan bahwa di dalam diri yang lalai ini
.ada seseorang yg berseru d kejauhan
.mengabarkan bumi yg sebentar lagi akan sungguh berakhir

.Ingatanku wahai cermin masa kecilku
.bertahun-tahun bersamamu kini ku tahu
.bila engkau tubuh indah yang menolak d sentuh
.aku adalah rasa bersalah yg tak tak ingin menyerah
.bila engkau kuku biru ibu jari simati
.aku kunang yg tak ingin menghilang

.Bila engkau hujan dini hari yg putus asa
.aku benih resah d celah tanah yg berduka
.bila dirimu sungai meluap semalaman
.aku akar yg meretakan akar d tepian

.Siapakah yang akan mengenang lelaki ini
.dan mengingatkan pada.y
.bahwa aku akan selalu mengingatmu

BEGINILAH PERBEDAAN NASIB PERBEDAAN VETERAN AMERIKA DAN INDONESIA,MENYEDIHKAN


Beberapa waktu lalu kita baru saja memperingati kemerdekaan Republik Indonesia yang ke 66, kemerdekaan bagi kita sang penerus bangsa memanglah sangat berarti, namun benarkah kita sudah benar-benar merdeka? Ingatkah kita dengan para pejuang yang telah berdarah-darah dan berlinang air mata hanya untuk kita sanga penerus bangsa yang mereka kira akan lebih baik dari jaman kolonialisme dahulu. 

Sayangnya cita-cita tersebut sepertinya belum kesampaian.. lihatlah sekarang.. Arrrghhh... STOP! apasih.com kali ini bukan mau bicarakan kesusahan kita melulu, tapi kali ini apasih.com mau memperjuangkan sedikit tentang veteran RI dimasa kini, paling tidak kita tau. kita bandingkan dengan veteran perang di Amerika sperti dibawah ini. 

Veteran Amerika 
 
Mereka diberikan tempat yang layak untuk menghabiskan sisa hari tua 

Bandingkan dengan Veteran di Indonesia 
 
menunggu detik-detik terakhir rumah mereka disita/digusur. lalu mereka mau tinggal dimana?


Veteran Amerika 
 
Mereka diberikan santunan dana serta jaminan kesehatan 

Bandingkan dengan Veteran di Indonesia 
 
Masih harus berjuang menuntut hak mereka, tapi kalau adminpikir sih. itu bukan hak mereka, tapi memang KEWAJIBAN kita saudara-saudara! 


Veteran Amerika 
 
Mereka diperlakukan bak seorang pahlawan dilingkungan tempat tinggalnya 

Bandingkan dengan Veteran di Indonesia 
 
Hanya muncul untuk mengisi acara kemerdekaan 17 agustus di beberapa stasiun TV, setelah itu? siapa peduli!? 


Dan inikah orang-orang yang kini mengemban tanggungjawab yang diamanahkan oleh para pahlawan kita? 
 

Sedangkan dulu hanya demi "menancapkan" bendera merah putih saja mereka rela untuk bertumpah darah! 
 


Coba bandingkan lagi dengan yang satu ini. 

Seorang veteran yang tidak lebih adalah seorang tua renta dan tidak pernah menuntut apa-apa selain hidup tenang di sisa hayatnya 
 

atau yang ini? 

 
Masih minta naik gaji, mobil mewah, gedung baru, apalagi tingkah laku beberapa anggotanya yang kita mati rasa. 

oke, cukup semua itu untuk membuka mata kita tentang nasib mereka kini, admin disini bukan menjadi sok pahlawan. tapi karena ini memang perlu saudara-saudara! anggaran APBN tidak akan habis hanya untuk menyantuni mereka wahai pak presiden! bukankah BANGSA YANG BESAR ADALAH BANGSA YANG MENGHARGAI JASA PARA PAHLAWANNYA? atau kalimat itu hanya sebuah khiasan untuk membesarkan hati para veteran di hari kemerdekaan? 

http://www.apasih.com/2011/09/beginilah-perbedaan-nasib-veteran-ri.html

TRAGIS! PERAIH EMAS BALAP SEPEDA INI JADI PENARIK BECAK


Dipuja ketika masih berjaya, ditelantarkan saat sudah tidak berdaya. Barangkali itulah gambaran nasib sebagian mantan atlet nasional yang pernah mengharumkan nama bangsa dan negara saat ini.
Cerita sedih dan memilukan itu juga menimpa salah satu atlet balap sepeda nasional asal Surabaya, Jawa Timur, bernama Suharto. Dia kini berprofesi sebagai penarik (tukang) becak.
Siapa sangka, mantan pebalap yang kini berusia 59 tahun itu pernah merebut medali emas pada SEA Games 1979 di Malaysia untuk nomor "Team Time Trial" jarak 100 kilometer. Bersama tiga rekannya saat itu, yakni Sutiono, Munawar Saleh, dan Dasrizal, tim balap sepeda Indonesia mampu mempecundangi pesaingnya dari Malaysia dan Thailand untuk merebut medali emas.
Dua tahun sebelumnya, di SEA Games 1977 yang berlangsung di Thailand, Suharto menyumbangkan dua medali perak untuk kontingen "Merah Putih" dari nomor jalan raya beregu dan perorangan.
"Saat itu, tim balap sepeda Indonesia tampil cukup solid sehingga bisa merebut medali emas," kata Suharto saat ditemui Antara di tempat kosnya di Jalan Kebon Dalem VII, Surabaya.
Ia menceritakan bahwa kekuatan balap sepeda Indonesia pada era 1970-1980-an cukup disegani di kawasan Asia Tenggara.
Kenangan menjadi juara SEA Games tidak pernah dilupakan Suharto. Di kamar kos yang hanya berukuran 2 x 3 meter, Suharto menyimpan rapi seluruh medali dan piagam penghargaan yang pernah diperoleh dari berbagai ajang balapan nasional dan internasional.
Bapak tiga orang anak itu juga mengumpulkan kliping berita dari berbagai media cetak yang memuat keberhasilan tim balap Indonesia, termasuk juga foto bersama Presiden RI Soeharto.
"Semuanya masih saya simpan dan sekali waktu kalau kangen, saya buka lagi kliping-kliping itu," ujar pria kelahiran Surabaya pada 18 Februari 1952 itu.
Suharto menuturkan, ketika berhasil merebut medali di ajang SEA Games, dia dan teman-temannya tidak pernah memperoleh bonus uang dari pemerintah, seperti yang diterima atlet-atlet nasional saat ini.
"Kami hanya mendapatkan semacam piagam penghargaan yang diserahkan Gubernur Jatim di Gedung Negara Grahadi, Surabaya. Waktu itu cuma diajak makan-makan, tidak diberi uang saku," tambahnya.
Perkenalan pada cabang olahraga balap sepeda memang tidak disengaja. Saat itu di awal tahun 1970-an, Suharto memulai latihan dengan menggunakan sepeda "pancal" milik ayahnya yang dimodifikasi menjadi sepeda balap.
Kendati tidak mendapatkan izin dari ayahnya, Suharto nekat mengikuti lomba balap sepeda tingkat lokal Piala Wali Kota Surabaya dan tampil sebagai juara. Setelah itu, Suharto yang seangkatan dengan mantan pebalap nasional Sutarwi dan Sapari (keduanya dari Jatim) itu, bergabung dengan klub balap sepeda Porseni Korpri Surabaya dan mengikuti beberapa balapan level nasional.
"Saya dipanggil bergabung di tim nasional setelah mengalahkan pebalap nasional pada kejuaraan di Jawa Barat sekitar tahun 1975. Kemudian saya masuk tim SEA Games 1977," tuturnya.
Bersama sejumlah pebalap nasional, Suharto mendapatkan kesempatan dari Pengurus Besar Ikatan Sport Sepeda Indonesia (PB ISSI) mengikuti pemusatan latihan di Swiss selama beberapa bulan. Setelah hanya merebut medali perak pada 1977, dua tahun berselang, Suharto akhirnya mampu mempersembahkan medali emas untuk Indonesia.
"Saya memutuskan berhenti dari balapan pada tahun 1981, karena tuntutan ekonomi. Apalagi, saat itu juga tidak ada janji apa-apa dari pemerintah untuk diberikan pekerjaan," katanya.
Kerja serabutan
Setelah memutuskan gantung sepeda, nasib Suharto menjadi tidak menentu. Untuk menyambung hidup, ia terpaksa bekerja serabutan. Menjadi kernet angkutan kota, membantu tetangganya berjualan ayam kampung atau berjualan alat pendingin ruangan (AC) bekas, pernah dia jalani sebelum akhirnya menjadi tukang becak hingga sekarang.
Bersama istrinya, ia hidup sangat sederhana dan berpindah-pindah tempat kos. Sebelum menyewa kamar kos di kawasan Kebon Dalem VII yang sudah ditempati lebih dari 15 tahun, Suharto pernah kos di kawasan Sukodono, Surabaya.
Sehari-hari dia kini menjadi penarik becak di sekitar kawasan wisata religi Makam Sunan Ampel yang tidak jauh dari tempat tinggalnya.
"Uang dari hasil menarik becak hanya cukup untuk makan keluarga. Kalau ada sisanya kami tabung untuk bayar sewa kamar kos," ujarnya.
Namun, hampir tiga bulan terakhir dia harus istirahat dari rutinitas menarik becak, karena penyakit hernia yang dideritanya sejak dua tahun lalu. Karena merasa tidak tahan dengan sakit yang terus menderanya, Suharto memberanikan diri datang ke kantor KONI Jatim pada sekitar Mei 2011 untuk meminta bantuan.
Ketua Harian KONI Jatim, Dhimam Abror Djuraid, sangat terkejut dan trenyuh mengetahui kondisi mantan atlet balap sepeda nasional itu. Apalagi, saat datang ke kantor KONI Jatim, bagian perut Suharto diikat dengan bekas ban dalam sepeda sebagai penahan rasa nyeri akibat penyakit hernianya.
"Saya dibantu Pak Abror untuk menjalani operasi pengangkatan hernia. Sekarang kadang-kadang masih terasa sakit dan belum boleh bekerja berat dulu," kata Suharto.
Abror mengatakan, pihaknya akan berupaya membantu Suharto untuk mendapatkan penghargaan dari pemerintah, karena pernah memiliki prestasi internasional.
"Pak Harto ini layak mendapatkan penghargaan dari pemerintah. Dia pernah menjadi juara SEA Games, tapi sekarang hidupnya memprihatinkan," ujarnya.
Pemerintah pusat melalui Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) memiliki program pemberian hadiah rumah kepada mantan-mantan atlet nasional yang pernah mengharumkan nama bangsa dan negara Indonesia di pentas internasional.
"Saya tidak pernah baca koran, jadi tidak tahu kalau ada program rumah gratis bagi mantan atlet nasional dari pemerintah," tambah Suharto.
Kendati sudah 30 tahun pensiun dari balap sepeda, Suharto masih memiliki niatan untuk kembali menekuni olahraga yang pernah membesarkan namanya itu.
"Kalau ada kesempatan dan modal, saya pingin menjadi pelatih. Jelek-jelek begini, saya pernah mengikuti pelatihan di luar negeri loh," kata Suharto menutup pembicaraan.
sumber

INILAH PARA ILMUWAN GENIUS INDONESIA YANG TERSISIH DARI NEGERINYA SENDIRI

Pasti agan2 semua tidak asing dengan nama B.J. Habibie. Beliau adalah salah satu anak negeri tulen yang lebih terkenal dan dihargai di luar negeri daripada di negerinya sendiri. Namun, ternyata masih banyak lagi anak bangsa jenius yang nasibnya sama seperti Habibie... Langsung aja, berikut di antaranya
Quote:
1. March Boedihardjo
Spoiler for March Boedihardjo:

Bocah Indonesia, March Boedihardjo, mencatatkan diri sebagai mahasiswa termuda di Universitas Baptist Hong Kong (HKBU). March akan memiliki gelar sarjana sains ilmu matematika sekaligus master filosofi matematika.

Karena keistimewaannya itu, perguruan tinggi tersebut menyusun kurikulum khusus untuknya dengan jangka waktu penyelesaian lima tahun(dari 2007). Ketika ditanya tentang cara beradaptasi dengan lingkungan dan orang-orang baru, March mengaku tidak pernah cemas berhadapan dengan teman sekelas yang lebih tua darinya. ”Ketika saya di Oxford, semua rekan sekelas saya berusia di atas 18 tahun dan kami kerap mendiskusikan tugas-tugas matematika,’’ kisahnya. March memang menempuh pendidikan menengah di Inggris.
 

Hebatnya, dia masuk dalam kelas akselerasi, sehingga hanya perlu waktu dua tahun menjalani pendidikan setingkat SMA itu. Hasilnya, dia mendapat dua nilai A untuk pelajaran matematika dan B untuk statistik. Dia juga berhasil menembus Advanced Extension Awards (AEA), ujian yang hanya bisa diikuti sepuluh persen pelajar yang menempati peringkat teratas A-level. Dia lulus dengan predikat memuaskan. Dalam sejarah AEA, hanya seperempat peserta AEA yang bisa mendapat status tersebut.
Quote:
2. Prof. Nelson Tansu
Spoiler for Prof. Nelson Tansu:

Pria kelahiran 20 Oktober 1977 ini adalah seorang jenius. Ia adalah pakar teknologi nano. Fokusnya adalah bidang eksperimen mengenai semikonduktor berstruktur nano. Teknologi nano adalah kunci bagi perkembangan sains dan rekayasa masa depan. Inovasi-inovasi teknologi Amerika, yang mempengaruhi kehidupan sehari-hari seluruh orang di dunia, bertopang pada anak anak muda brilian semacam Nelson. Nelson, misalnya, mampu memberdayakan sinar laser dengan listrik superhemat.

Sementara sinar laser biasanya perlu listrik 100 watt, di tangannya cuma perlu 1,5 watt.Penemuan-penemuannya bisa membuat lebih murah banyak hal. Tak mengherankan bila pada Mei lalu, di usia yang belum 32 tahun, Nelson diangkat sebagai profesor di Universitas Lehigh. Itu setelah ia memecahkan rekor menjadi asisten profesor termuda sepanjang sejarah pantai timur di Amerika. Ia menjadi asisten profesor pada usia 25 tahun, sementara sebelumnya, Linus Pauling, penerima Nobel Kimia pada 1954, menjadi asisten profesor pada usia 26 tahun. Mudah bagi anak muda semacam Nelson ini bila ingin menjadi warga negara Amerika.Amerika pasti menyambutnya dengan tangan terbuka. “Apakah tragedi orang tuanya membikin Nelson benci terhadap Indonesia dan membuatnya ingin beralih kewarganegaraan?” “Tidak.
 

Hati Saya tetap melekat dengan Indonesia,” katanya kepada Tempo. Nelson bercerita, sampai kini ia getol merekrut mahasiswa Indonesia untuk melanjutkan riset S-2 dan S-3 di Lehigh. Ia masih memiliki ambisi untuk balik ke Indonesia dan menjadikan universitas di Indonesia sebagai universitas papan atas di Asia.
Quote:
3. Muhammad Arief Budiman
Spoiler for Muhammad Arief Budiman:

Saint Louis, Missouri, Amerika Serikat. Di sebuah ruang kerja di kompleks Orion Genomic, salah satu perusahaan riset bioteknologi terkemuka di negeri itu, seorang lelaki Jawa berwajah “dagadu”—sebab senyum tak pernah lepas dari bibirnya—kerap terlihat sedang salat. anak pekerja pabrik tekstil GKBI itu sekarang menjadi motor riset utama di Orion. Jabatannya: Kepala Library Technologies Group. Menurut BusinessWeek, ia merupakan satu dari enam eksekutif kunci perusahaan genetika itu.Genetika adalah cabang ilmu biologi yang mempelajari gen, pembawa sifat pada makhluk hidup. Peran ilmu ini bakal makin sentral di masa depan: dalam peperangan melawan penyakit, rehabilitasi lingkungan, hingga menjawab kebutu*an pangan dunia.

Arief tak hanya terpandang di perusahaannya. Namanya juga moncer di antara sejawatnya di negara yang menjadi pusat pengembangan ilmu tersebut: menjadi anggota American Society for Plant Biologists dan—ini lebih bergengsi baginya karena ia ahli genetika tanaman—American Association for Cancer Research.Asosiasi peneliti kanker bukan perkumpulan ilmuwan biasa. Dokter bertitel PhD pun belum tentu bisa “membeli” kartu anggota asosiasi ini. Agar seseorang bisa menjadi anggota asosiasi ini, ia harus aktif meneliti penyakit kanker pada manusia. Ia juga harus membawa surat rekomendasi dari profesor yang lebih dulu aktif dalam riset itu serta tahu persis riset dan kontribusi orang itu di bidang kanker. Arief mendapatkan kartu itu karena, “Meskipun latar belakang saya adalah peneliti genome tanaman, saya banyak melakukan riset genetika mengenai kanker manusia,” ujarnya.
Quote:
4. Prof Dr. Khoirul Anwar
Spoiler for Prof Dr. Khoirul Anwar:

Dia kini menjadi ilmuwan top di Jepang. Wong ndeso asal Dusun Jabon, Desa Juwet, Kecamatan Kunjang, Kabupaten Kediri, Jawa Timur, itu memegang dua paten penting di bidang telekomunikasi. Dunia mengaguminya. Para ilmuwan dunia berkhidmat ketika pada paten pertamanya Khoirul, bersama koleganya, merombak pakem soal efisiensi alat komunikasi seperti telepon seluler.

Prof Dr. Khoirul Anwar adalah pemilik paten sistem telekomunikasi 4G berbasis OFDM (Orthogonal Frequency Division Multiplexing) adalah seorang Warga Negara Indonesia yang kini bekerja di Nara Institute of Science and Technology, Jepang.Dunia memujinya. Khoirul juga mendapat penghargaan bidang Kontribusi Keilmuan Luar Negeri oleh Konsulat Jenderal RI Osaka pada 2007. Pada paten kedua, lagi-lagi Khoirul menawarkan sesuatu yang tak lazim. Untuk mencapai kecepatan yang lebih tinggi, dia menghilangkan sama sekali guard interval (GI). “Itu mustahil dilakukan,” begitu kata teman-teman penelitinya. Tanpa interval atau jarak, frekuensi akan bertabrakan tak keruan. Persis seperti di kelas saat semua orang bicara kencang secara bersamaan.Dua penelitian istimewa itu mungkin tak lahir bila dulu Khoirul kecil tak terobsesi pada bangkai burung, balsam yang menusuk hidung, serta mumi Firaun. Bocah kecil itu begitu terinspirasi oleh kisah Firaun, yang badannya tetap utuh sampai sekarang. Dia pun ingin meniru melakukan teknologi “balsam” terhadap seekor burung kesayangannya yang telah mati. “Saya menggunakan balsam gosok yang ada di rumah,” kata anak kedua dari pasangan Sudjianto (almarhum) dengan Siti Patmi itu. Khoirul berharap, dengan percobaannya itu, badan burung tersebut bisa awet dan mengeras. Dengan semangat, ia pun melumuri seluruh tubuh burung tersebut dengan balsam gosok.
 

Sayangnya, hari demi hari berjalan, kata anak petani ini, “Teknologi balsam itu tidak pernah berhasil.” Penelitian yang gagal total itu rupanya meletikkan gairah meneliti yang luar biasa pada Khoirul. Itulah yang mengantarkan alumnus Jurusan Teknik Elektro Institut Teknologi Bandung tersebut kini menjadi asisten profesor di JAIST, Jepang.
Quote:
5. Dr Warsito P. Taruno
Spoiler for Dr Warsito P. Taruno:

Dr Warsito P. Taruno, pendiri dan pemilik Edwar Technology. Belasan tahun belajar di luar negeri. Tanpa bantuan pemerintah, penelitian mereka berhasil di Tanah Air. Robot itu bernama Sona CT x001. robot yang dibekali dua lengan itu sedang memindai tabung gas sepanjang 2 meter. Di bagian atas robot, layar laptop menampilkan grafik hasil pemindaian. Selasa dua pekan lalu itu, Sona—buatan Ctech Labs (Center for Tomography Research Laboratory) Edwar Technology—sedang diuji coba. Alat ini sudah dipesan PT Citra Nusa Gemilang, pemasok tabung gas bagi bus Transjakarta.

Perusahaan migas Petronas, kata Warsito, tertarik kepada alat buatannya. Kini mereka masih dalam tahap negosiasi harga dengan perusahaan raksasa milik pemerintah Malaysia tersebut. Selain Sona, Edwar Technology mendapat pesanan dari Departemen Energi Amerika Serikat. Nilai pesanan lumayan besar, US$ 1 juta atau sekitar Rp 10 miliar. Bahkan Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) pun memakai teknologi pemindai atau Electrical Capacitance Volume Tomography (ECVT) temuan Warsito.

ECVT adalah satu-satunya teknologi yang mampu melakukan pemindaian dari dalam dinding ke luar dinding seperti pada pesawat ulang-alik. Teknologi ECVT bermula dari tugas akhir Warsito ketika menjadi mahasiswa S-1 di Fakultas Teknik Jurusan Teknik Kimia, Universitas Shizuoka, Jepang, tahun 1991. Ketika itu pria kelahiran Solo pada 1967 ini ingin membuat teknologi yang mampu “melihat” tembus dinding reaktor yang terbuat dari baja atau obyek yang opaque (tak tembus cahaya).



sumber :http://www.kaskus.us/showthread.php?t=7121152